Di perempatan jalan itu, ia berdiri dengan kukuh namun sekaligus
membayang rubuh.
Si penjara tua, biasa kusebut dirinya demikian.
Si penjara tua itu memang sudah tampak lusuh serta kotor, menyeramkan
dan terkesan angker.
Temboknya sudah berumur dan rapuh, dengan retakan kecil di mana-mana.
Masih belum lagi coretan berbagai macam kosakata. Mungkin bila kata-kata itu
dikumpulkan, kita dapat membuat buku kamus prokem khusus bagi si penjara tua.
Temboknya sudah berlumut licin di sini-sana. Konon, ia dibangun di atas
aliran sungai yang deras dan besar. Karena itu, ia selalu lembab di tiap
tahunnya. Tak heran, penyakit kulit dan pernafasan jadi penyakit umum berjamaah
bagi para penghuni di sana.
Berpasang-pasangan besi tua setia membentuk jeruji pintu dan jendela
bagi si penjara tua.
Bau besi berkarat menyayat hidung setiap mereka yang lewat, apalagi
saat kau menginap. Bisa-bisa baunya menempel melekat erat di tiap sekat dan
jengkat tubuh.
Entah sudah berapa dekade dilewatinya bersama para terpidana.
Baginya, mereka yang menginap tak ubahnya seperti saudara jauh yang
datang bertamu menginap.
Hari ini datang, besok sudah ada yang harus pergi.
Sama seperti hari hujan, yang kemudian berganti panas terik siang hari.
Semua lewat hanya sekejap.
Si penjara tua memang dikenal seram. Mendengar namanya disebut pun
sudah membuat tengkuk bergidik ngeri. Namun ia sendiri tidak pernah memandang
dirinya demikian. Justru baginya, manusia sendirilah yang merupakan bangunan penjara
paling mengerikan yang pernah diciptakan Tuhan.
Ujarnya, “Manusia memang
terpenjara raganya secara mengerikan olehku. Namun lebih terkutuklah mereka
yang terpenjara batinnya. Sayangnya, bukan karena siapa atau apa, melainkan
karena dirinya sendiri”.
Sesungguhnya, penjara ini tidak pernah mengubah siapa-siapa atau
apa-apa.
Manusia itulah yang harusnya mengubah dirinya sendiri.
Ia adalah apa yang dirinya bayangkan, gambarkan, mimpikan, wujudkan,
nyatakan.
Penjara tua hanya memberi ruang dan waktu untuk melakukannya.
Bila kelak penjara tua memang sudah sekarat lalu wafat,
Engkau tak perlu khawatir mencari ruang dan waktu untuk membebaskan batinmu.
Pernah dengar lagu Gereja
Tua yang dinyanyikan The Panbers?
Datang saja ke tempat itu.
Toh bangunan itu memiliki kesamaan dengan si penjara ini.
Sama-sama tua dan berfungsi membebaskan jiwa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar