26 September 2012

SEKEDAR OMONG KOSONG TENTANG HALLYU a.k.a. KOREAN WAVE



                Saya memiliki teman calon imam yang memiliki kegemaran spesial. Kegemarannya cukup langka di antara teman-teman sesama calon imam lain, yakni mengoleksi film-film Korea. Namun tidak hanya mengoleksi, tetapi ia juga teracuni fanatisme sempit dalam taraf mengkhawatirkan. Kecintaannya yang luar biasa terhadap film-film Korea ini membuat saya hanya dapat menggelengkan kepala dan mengelus dada. Bagaimana tidak, konsepnya mengenai film yang bagus itu begitu absurd dan subyektif sekali. Logika absurdnya itu berbunyi demikian: semua film Korea adalah bagus. Titik! Dengan logika berpikir demikian, tentu film-film Jepang, Cina, Thailand, Prancis, Amerika Serikat, India, bahkan Indonesia sendiri, diandaikan harus melewati seleksi penilaian yang ketat untuk dapat dikatakannya sebagai film yang bagus. Sedang film-film Korea, secara substansial dan sedari asalnya, tanpa melalui proses screening ketat, langsung mendapat label halal dan bagus dari dirinya. Maka tak heran, ketika saya menyodori beberapa file film Korea baru yang tidak pernah dia tonton, secara membabi-buta langsung dipindahkan file-file itu ke laptopnya. Tanpa diperiksa atau sekedar dilihat awalnya. Ya sekali lagi, ini semua terjadi demikian karena prinsip awalnya tadi itu, bahwa semua film Korea adalah bagus.

                Ketika saya tanya alasannya lebih lanjut mengapa dia begitu cinta mati terhadap film-film Korea, maka ia menjawabnya dengan mimik wajah serius, suara berat, dan nafas sedikit mendesah: “Ya.., karena romantismenya begitu mengena. Atau dalam bahasa yang biasa dipakai para kritikus film, sebagaimana sering terpampang di cover-cover DVD-DVD bajakan, the film is so heart touching. Lagipula pemain ceweknya cakep-cakep. Hehehe…” Ia mengakhiri jawabannya ini dengan pose standart dari orang yang suka ngomong ngawur: yakni pose menggaruk-garuk kulit kepala yang tiba-tiba saja gatal sembari cengengesan. Dan secara sukses, ia telah membuat mata saya terbelalak serta mulut saya ternganga begitu lebar dan lama. Ternyata, misteri kegilaannya terhadap film-film Korea ini sungguh sederhana, bahkan sangat amat sederhana, yakni karena filmnya romantis. Tanpa embel-embel lain lagi. WHAT??? *jambak-jambak rambut*
                 Namun sesudah saya capek menjambak-jambak rambut, saya mencoba menyelami alasan teman saya ini, mengenai film Korea yang menurutnya romantis abis. Dan setelah saya timbang, ukur, dan bandingkan, maka secara perlahan pun saya mulai sedikit memahami pola pikir aneh teman saya itu. Saya ini sebenarnya juga merupakan penikmat film-film Korea, meski tidak dalam taraf ter-adiksi seperti teman saya ini. Dan memang harus diakui bahwa salah satu daya tarik umum film-film Korea adalah romantismenya yang luar biasa. Dari sekian banyak film Korea yang saya lihat itu, sebagian besar memiliki bangunan kisah yang menarik untuk diikuti karena begitu emosional. Inilah alasan yang membuat saya sendiri juga senang untuk menonton film-film Korea. Namun kegemaran saya ini jangan disamakan dengan kegemaran teman saya tadi. Setidaknya saya masih memiliki akal sehat, tidak seperti teman saya satu ini. Jhaha!!
                Harus diakui bahwa film-film Korea memang indah. Setidaknya, saya dapat merekomendasikan untuk menontonnya secara teratur. Mengapa? Karena saya melihat bahwa film-film Korea ini dapat menjadi sumber energi utama untuk menimba nilai-nilai ideal cinta kasih. Lho, iya lho! Gak bohong saya. Saya sendiri sudah membuktikannya. Banyak insight baru yang saya dapat dari nonton film-film Korea mengenai hubungan antar manusia.
                Saya sendiri sudah jatuh cinta dengan film-film Korea terhitung sejak menonton drama seri Korea tahun 2000 awal, yakni Endless Love. Lalu rasa cinta itu tetap terpelihara dengan menonton film-film Korea lain macam Love So Divine, Mom, atau drama seri Korea macam My Girlfriend is Gumiho, Delightful Girl – Choon Yang, dan sebagainya, dan seterusnya.
Dan kok kebetulan sekali bila saat ini masyarakat Indonesia sedang dilanda Korean fever, sehingga akses untuk mendapat film-film Korea ini sangat mudah. Setidaknya, kita dapat datang ke warnet terdekat dan mencari di sana, folder server utama yang biasanya diberi nama “FILM ASIA”. Maka dapat dipastikan akan ada beragam judul baru film Korea di sana yang dapat dipindah dengan segera ke hard-disk eksternal kita. Atau datang saja ke rental VCD dan DVD terdekat. Lapak-lapak penjual DVD bajakan pun dapat menjadi alternatif (terakhir) bagi kita untuk mendapatkannya.
Saya pikir, memang ciri khas utama dalam film-film Korea adalah kisah-kisah romannya. Tim produksi dari negeri Korea ini harus diakui kreativitasnya yang luar biasa sehingga bisa membuat banyak film dengan kisah romantisme beragam dan tidak pernah sama. Kisahnya tidak melulu pasangan kekasih atau suami istri, tetapi bisa jadi orang tua atau sahabat. Kalaupun pasangan kekasih atau suami istri, variasi ceritanya sangat unpredictable dan tidak lazim. Tentu film-film mereka tidak bisa dibandingkan dengan sinetron-sinetron Indonesia yang membosankan dan bisa ditebak jalan ceritanya (selalu ada kecelakaan akibat tabrakan, hilang ingatan, diracun mertua, perawatan di rumah sakit, dsb) atau film-film layar lebar Indonesia yang pada umumnya masih melulu kombinasi antara kisah semi-bokep dan misteri-misteri hantu gentayangan (Namun harus diakui juga bahwa ada banyak film Indonesia yang luar biasa dan sudah diakui di dunia internasional). Ya amplop, malangnya bangsaku...
                Yah..., memang inilah faktanya. Tapi tolong dimengerti bahwa tulisan ini bukan semata-mata bukti keberpihakan saya kepada Korean Wave yang sedang melanda dunia, serta Indonesia saat ini. Saya juga tidak suka lho dengan tingkah laku anak muda yang mencintai secara berlebihan budaya bangsa lain namun mengabaikan budaya bangsa sendiri. Tujuan tulisan ini juga bukan untuk propaganda film-film Korea serta bentuk antipati terhadap segala produk budaya, khususnya sinetron dan film, bangsa sendiri.
Tulisan ini hanya berusaha untuk memandang positif produk budaya Korea yang masuk ke Indonesia sambil tetap berusaha mengambil apa yang baik dari padanya. Siapa tahu segala sesuatu yang baik itu pada akhirnya dapat menjadi pancingan bagi saya untuk menjadi suka berpikir kreatif dan alternatif sebagaimana tercermin melalui film-film Korea tersebut. Bukankah invasi budaya macam begini ini merupakan bentuk dagangan yang luar biasa? Dari segi kreativitas dan ekonomi, orang-orang Korea sangat mengagumkan.
Oh iya, saya di sini tidak sempat menyinggung soal boyband atau girlband Korea yang mendunia. Saya tidak begitu mendalami dan mengikuti perkembangan kelompok-kelompok tersebut. Bahwa itu lalu menjadi pemicu munculnya kelompok-kelompok serupa di Indonesia macam SMA*H atau Cherrybelle, saya tidak terlalu mempedulikannya.
Namun kalau ditanya, siapa girlband Korea favorit saya; saya akan dengan spontan mengacungkan kepalan tangan kanan ke atas dan tangan kiri membentuk tanda victory di pipi kiri lalu berteriak lantang, “eS – eN – eS – De!!!!” *pose imut standart personel AKB48 di Heavy Rotation*

Tulisan ini dipersembahkan bagi teman calon imam “the Korean Lover” yang sedang bermisi di Papua.
“Pokoknya kalau Juli 2013 kamu pulang Surabaya,
stok film Korea yang baru sudah menanti anda.
Klip-klip SNSD terbaru juga akan selalu saya update buat kamu.
Jangan khawatir dan bermisilah dengan tenang saudaraku. God bless...”

1 komentar:

  1. O,iya ngomong2x tentang Drama Korea Minat order dvd drama & film Korea,Jepang,Barat,India,Mandarin,dll secara online dgn gbr & subtitle indonesia hrg 5rb/dvd diluar ongkir (pengiriman dr Jkrt)

    Klik FB : http://m.facebook.com/JualDvdDramaFilm?v=feed&filter=13&refid=17

    Via bbm : 27FC7549

    BalasHapus