Warna favorit saya itu ada dua. Tidak perlu banyak-banyak, sebanyak
balonku yang dulu ada lima. Yang ketika meletus salah satu di antaranya, lalu
membuat hatiku sangat risau dan kacau. Yah…, pengalaman itu membuat saya
belajar bahwa jangan pernah memiliki sesuatu terlalu banyak. Karena dengan
memiliki terlalu banyak, kita akan menggenggamnya terlalu erat dan akan merasa terlalu
sedih bila kehilangannya. Maka, saya pun memutuskan untuk cukup memiliki dua
warna favorit saja. Supaya bila suatu saat saya kehilangan salah satunya, saya
tidak akan serisau dan sekacau ketika saya kehilangan salah satu balon saya
dulu. Dan inilah kedua warna favorit saya: yang pertama adalah hijau dan yang
kedua adalah biru. Ya, hijau dan biru!
Saya suka hijau bukan karena saya penggemar simpatik (sebagai
pembeda dengan penggemar fanatik) klub sepak bola Persebaya. Bila demikian,
sudah seharusnya saya membenci warna biru. Karena biru adalah warna kostum
kebanggan Arema, klub bola kota Malang, yang merupakan musuh bebuyutan
Persebaya. Kenyataannya, saya suka baik warna hijau, juga warna biru. Namun
memang betul kalau saya tidak suka Arema, tetapi tidak demikian dengan warna
biru yang melekat pada kostumnya. Hehehe…
Tetapi harus dipahami bahwa saya menyukai keduanya secara
terpisah; warna hijau sebagai warna hijau dan warna biru sebagai warna biru. Maka
bila warna hijau dicampur dengan warna biru, lalu menghasilkan warna yang baru,
maka persoalannya menjadi lain. Belum tentu saya akan menyukai warna baru itu,
sebagaimana saya menyukai warna-warna dasarnya, hijau dan biru.
Kesukaan saya terhadap warna hijau dan biru ini mendasari
alasan, mengapa ketika saya masih TK dulu, lagu andalan yang selalu saya
nyanyikan kalau maju di depan kelas adalah lagu “Pelangi-Pelangi”. Lho, mengapa?
Saya mengidolakan lagu itu karena dalam penggalan liriknya, ada yang berbunyi
demikian, “… merah, kuning, HIJAU, di langit yang BIRU…” Lha, ya itu alasannya!
Karena kedua warna favorit saya tadi disebutkan dalam lirik lagu itu. Hebatnya
lagi, bahkan disebutkannya secara berurutan, setelah hijau lalu biru! Gimana
enggak hebat hayo? Jhaha! Dalam hal ini, saya memang harus berterima kasih
terhadap si pencipta lagu, yakni A.T. Mahmud, dan si pelukis pelangi itu, yakni
Agung (sebagaimana disebutkan dalam lagu). Mereka berdua inilah yang telah bahu membahu
menginspirasi dan menciptakan lagu yang sedemikian indah, yang telah memberikan
keceriaan dalam masa-masa kecil saya dulu.
Kedua warna itu, hijau dan biru, juga selalu berhasil
membawa saya kepada kontemplasi hidup yang lebih dalam. Warna hijau itu selalu
memunculkan bagi saya, suasana padang rumput yang sangat luas dengan
pohon-pohon besar yang rindang; dimana udaranya sangat sejuk, angin berhembus
sepoi-sepoi, cuaca begitu cerah, dan suara riuh ramai dari anak-anak yang
bermain di sana. Rasanya begitu tentram. Inilah alasan utama mengapa saya
sangat senang sekali menikmati pemandangan dengan hamparan warna hijau seperti
sawah dan tanah lapang. Sedang warna biru sendiri selalu berhasil membawa saya
kepada gambaran langit biru yang sangat terang dan cerah, namun tidak
menyilaukan mata. Luasnya langit biru yng seakan tidak terbatas itu membawa
sensasi pengembaraan hati yang damai. Inilah alasan utama saya mengapa tidak
pernah menutup jendela kamar saya (kebetulan saat ini kamar saya berada di
lantai 4 dengan pemandangan langit yang menakjubkan).
Lalu apakah selain warna hijau
dan biru, tidak ada warna lain yang memorable?
Oh..., tentu saja ada, yakni warna kuning menyala. Warna kuning menyala ini
selalu membawa saya pada pengalaman ketika melihat teman perempuan yang pernah
saya kagumi sedang menyanyikan lagu serta menari sesuai koreografinya di depan
teman-teman lain dalam kostum kuning menyala ketat. Pikiran itu sangat membekas
dan juga mengganggu. Saya menyebutnya mengganggu karena kekaguman saya terhadap
teman perempuan terkagumi itu tidak pernah berlanjut lebih jauh. Jhaha!!
Namun meski saya menyukai warna
hijau dan biru, lalu sedikit memiliki kenangan dengan warna kuning, tetapi
anehnya semua koleksi kaos saya berwarna hitam. Lho, bagaimana ini bisa
dijelaskan? Ah, penjelasan saya sangat sederhana. Saya memiliki koleksi kaos
hitam karena kulit saya pada dasarnya gelap dan kurang cerah. Jadi, itu
merupakan sebentuk kamuflase bagi kulit saya yang gelap ini supaya sedikit enak
dipandang orang. Coba bayangkan bila saya memakai kaos putih. Betapa kontras
dan menyedihkannya saya ini!! Maka demi terciptanya keamanan nasional, saya
lebih suka memakai kaos hitam atau setidaknya warna gelap. Namun meski
demikian, saya ini bukan jenis orang yang suka main gelap-gelapan. Karena konon
katanya Tuti Wibowo, main di gelap-gelapan itu bisa membuat seorang perempuan
hamil duluan dan telat 3 bulan. *Loh, kok?*
Yah..., memang warna hijau dan
biru itu tidak akan pernah ada matinya bagi saya. Meski saya sering bersentuhan
dengan warna-warna lain selain mereka berdua, namun saya tetap setia kepada
mereka. Sebagaimana mereka juga setia mewarnai hidup saya. Memang ada warna-warna
lain yang ikut serta dalam hidup saya, namun kontribusinya tidak pernah sangat
khusus dan besar sebagaimana dilakukan oleh kedua warna ini.
Meski kisah-kisah mengenai kedua warna favorit saya ini
kadang terdengar konyol, namun secara serius hendak saya katakan bahwa, kedua
warna ini sesungguhnya merupakan “warna dasar” dalam diri saya. Mereka memiliki
kisahnya sendiri dalam hidup saya yang bisa jadi tidak dipahami oleh orang
lain. Sebagaimana saya juga tidak paham mengapa ada orang yang suka pada warna
ungu, padahal bagi saya warna itu adalah tanda duka serta warna khas bagi
janda-janda. Sebagaimana saya juga tidak paham dengan mereka yang suka warna
emas atau perak, yang bagi saya seolah-olah hal itu mencerminkan kecintaan diri
pada harta dan kekayaan. Namun di antara semua itu, hal yang paling tidak bisa
saya pahami adalah laki-laki yang suka warna merah muda alias pink. Bagi saya,
laki-laki itu bukan saja tidak mudah dipahami, tetapi juga sudah TIDAK WAJAR!!
Sekarang, apa warna dasar anda?
Diakhiri secara rally
alias maraton pada tanggal 25 September 2012
(setelah setahun menjadi sekedar bahan tulisan setengah
jadi)
Pada pukul 21.30 WIB
Tatanium Rings - Etotian Rocks - Titanium Rocks
BalasHapusTatanium Rings titanium framing hammer Tt-Core, T-Core, T-Core. Tetris, T-Core, T-Core, used ford fusion titanium T-Core. Tetris, T-Core, T-Core, T-Core, titanium grades T-Core, T-Core. Tetris, T-Core, T-Core, T-Core, titanium for sale T-Core. Tetris, T-Core, T-Core. Tetris. Tetris, T-Core. Tetris. Tetris. titanium wedding ring Tetris, T-Core.
g604b5tmapj426 Wand Massagers,dual stimulator,g-spot dildos,cheap sex dolls,horse dildo,sex doll,male masturbator,vibrators,dual stimulator b189h6wchei264
BalasHapusaz071 Cheap Jerseys china,wholesale jerseys,cheap jerseys,nfl jerseys,cheap nfl jerseys,cheap nfl jerseys,Cheap Jerseys free shipping,wholesale jerseys,Cheap Jerseys from china mu586
BalasHapus