07 Desember 2012

Laskar JUNTOS PANDEMOS 2 dari 3

Penjubahan Tingkat 1

Jalan pagi angkatan @MX Mall

  1. Pra Paskalianus – keuskupan Sintang
Paska adalah anggota Juntos Pandemos generasi muda, yakni kelahiran 1989, tepatnya pada tanggal 18 Maret, tepat pada masa prapaska. Ia berasal dari Putussibau KALBAR. Meski ia masih muda, namun ia memiliki talenta yang sangat beragam, seperti musik, olahraga, dsb. Ia memiliki tingkat kejahilan paling tinggi di antara kami, sehingga dalam acara angkatan, ia kerap menjadi sumber petaka, bencana, dan ancaman bagi teman-teman lain. Namun sosok diri Paska dasarnya merupakan pribadi yang menyenangkan. Bila ada acara di seminari, bisa dipastikan ia akan tampil dengan organ tunggalnya untuk mengibur kami. Lagu-lagu yang biasa dibawakannya adalah Mak Odong dan Kayu Ara, lagu-lagu khas permainan daerah KALBAR yang liriknya berisikan pantun-pantun ceria. Yah..., memang harus diakui bahwa Paska ini adalah teman kami yang hidupnya paling membahagiakan, seolah-olah tidak punya musuh di dunia. Seumur hidup, kami pun belum pernah melihat Paska ini marah. Memang anak ini panjang anunya, eh..., sabarnya maksudnya. Oh iya, selain bermusik, hobi lainnya adalah makan. Ia adalah jenis pemakan segala sama seperti Niko. Salah satu makanan kudapan favoritnya adalah biskuit kabin atau roti tawar yang diaduk sampai hancur dengan air, lalu diberi gula serta susu coklat cair. Saking enaknya makanan ini, bahkan anjing-anjing di seminari pun juga sangat menyukainya. *Lho? Ini makanan anjing kah?*

  1. Fidelis Jiran – keuskupan Sintang
Jiran adalah salah satu intelektual dalam angkatan kami. Ia berasal dari Beragah (Deelai) – Sintang  KALBAR dan lahir tanggal 1 September 1987. Bila ia sudah berbicara mengenai suatu hal yang disenanginya, ia bisa sangat meledak-ledak dalam mengungkapkannya. Bahkan ia bisa sangat betah berlama-lama menguraikannya. Sampai-sampai ketika ia berbicara di depan forum akademis atau di depan umum, hanya ada 2 kemungkinan ia akan menyelesaikan uaraiannya, yakni bila ia diberhentikan secara paksa atau memang semua idenya sudah habis dikeluarkan. Tapi untuk kemungkinan kedua, anda harus memiliki kesabaran tingkat dewa. Tema perbincangan favoritnya adalah mengenai tema-tema sosial kemasyarakatan. Maka tak heran karena kepiawaiannya bersilat lidah serta ditunjang dengan kebiasaannya berpakaian rapi, ia mendapat julukan sebagai CALEG alias calon legislatif. Konon, ia memang memiliki tekad kuat untuk memajukan daerah tempat tinggalnya di Sintang sana. Bila baru pertama mengenalnya, ia terkesan cuek dan angkuh. Tetapi bila sudah lama mengenalnya, anda akan mengenangnya sebagai pribadi yang enak diajak bercanda dan hangat. Oh iya, Jiran ini termasuk manusia ajaib. Ajaibnya adalah demikian, meski ia sering makan dengan porsi banyak, namun hebatnya perutnya tidak pernah buncit-buncit. Entah metabolisme tubuh macam apa yang dimilikinya. Namun jelas-jelas, metabolisme tubuh demikian itu membuat banyak orang iri, termasuk saya. *Hiks.., hiks.., hiks..*
Ki-ka: Jiran, Paska
 


  1. Fransiskus Xaverius Primantoro – keuskupan Malang
Nama pemberian orangtuanya sangat indah, sayang kemudian berubah secara tragis menjadi Torman atau Toro (huruf O dibaca seperti pada kata botol). Namun demi kepantasan, ia biasa dipanggil Prima. Ia lahir tanggal 13 Mei 1988 dan merupakan penduduk asli Promasan Rt. 69 Rw. 33, Desa Banjaroyo, Kec. Kalibawang, Kulon Progo – DIY  55672. Prima ini adalah sosok yang usil, usreg, namun kreatif (meski kadang tidak jelas). Ia sejenis manusia seperti Paska, namun dengan kadar alkohol yang lebih tinggi dan berbahaya. Kekhasan dalam diri Prima yang tak dapat dilupakan adalah gayanya menari. Gaya menarinya sesungguhnya biasa-biasa saja, bahkan cenderung kaku patah-patah, yakni gaya bebek adus kali (bebek mandi di sungai). Namun yang ajaib adalah, meski kita memutar lagu apa saja, dari dangdut, campursari, disko house-music, musik daerah flores atau kalimantan, tetapi gaya tarian yang keluar selalu sama saja, yakni gaya bebek adus kali!! Entah setelan pabriknya memang demikian atau ada misteri besar di balik gaya tarian itu, tak ada satu pun yang tahu. Tetapi kalau bisa, saya mau tahu siapa yang mengajarkan tarian itu pertama kali kepada Prima. Kalau ketemu, akan saya marahi habis-habisan orang itu. Alasannya sederhana, saya sudah bosan lihat gaya tarian ittuuu!!!!! Jhaha!! Oh iya, Prima ini adalah ketua angkatan kami yang terakhir di tingkat empat. Keberhasilan yang patut diingat adalah membawa kami dalam acara perpisahan di Batu. Terima kasih Prima (dan Paska serta Jemmy) atas kerja kerasnyyaaa.... Kami rasa itu setimpal dengan kerja keras angkatan buat skripsimu, Prim. Jhaha!!! *kabuurrr....*

  1. Stefanus Jemmy Fantaw – keuskupan Malang
Jemmy adalah teman di angkatan kami dengan basis fans yang paling banyak, bahkan sudah ada beberapa kantor cabang yang tersebar di berbagai keuskupan. Ia sendiri suka memproklamirkan diri sebagai orang yang imut. Tapi bagaimana bisa tidak imut, bila tokoh idolanya sampai saat ini saja masih si Doraemon dan Winnie The Pooh. *Alamaakk* Ia lahir tanggal 01 Juni 1987 dan sampai sekarang bertempat tinggal di Wendit – Malang, putra Paroki St. Albertus de Trapani – daerah Blimbing. Jadi di antara kami semua, rumah Jemmy adalah yang paling dekat. Maka tak heran, bila setiap seminggu sekali, mama Jemmy yang baik selalu datang ke seminari untuk menjalankan jasa laundry pribadi bagi putranya tersayang ini. Melihat kenyataan ini, kita dapat semakin yakin bahwa kasih ibu itu sangat luar biasa, sebagaimana ditunjukkan oleh mama Jemmy ini. *terharu* Oh iya, Jemmy ini merupakan pasangan setia Kiki, si master chef ala kuli. Di mana ada Kiki, di situ pasti ada Jemmy. Bahkan, kalau salah satu dari mereka masuk ke toliet, pasti yang lainnya berjaga di depan pintu toliet. Jadi, kayak grup cewek gitu, yang suka jaga pintu toilet temannya biar tidak ada yang bisa mengintip. *Astajiimmm..., memang siapa yang mau ngintip??* Hmm..., satu yang perlu dicatat, bahwa prestasi Jemmy yang paling hebat bagi angkatan adalah menjadi bendahara acara perpisahan kami. Saya tahu sendiri betapa repotnya ia mengurus uang yang tidak seberapa itu untuk akhirnya cukup bagi rangkaian kegiatan kami. Maka untuk pengorbanannya yang besar untuk angkatan, kita patut acungkan jempol kita. *two thumbs up* *trus langsung tunjuk Jemmy jadi bendahara reuni Samarinda 2017* Jhaha!! 
Ki-ka: Prima, Jemmy
 
  1. Marselus Andi – keuskupan Pontianak
Nama panggilannya adalah Andi, tetapi dikenal juga dengan sebutan Pak Uda. Ia lahir tanggal 16 Januari 1985 dan bertempat tinggal di Salahtiga Kec. Mandor Kab. Landak, Paroki St. Kristoforus – Sungai Pinyuh KALBAR. Ia adalah frater putra daerah dari Keuskupan Agung Pontianak. Di antara kami, Andi adalah frater paling baik hati. Ia mudah sekali diajak bercanda dan dimintai tolong. Tapi awas, jangan sampai ia dibiarkan memegang mandau (senjata khas suku Kalimantan). Karena bila sudah demikian, dengan segera ia akan memeragakan tari daerah suku Kalimantan, “Mengayau” (tradisi memotong kepala musuh dengan mandau). Namun ia  mengaku tidak pernah memotong kepala manusia, hanya pernah sekali memotong kepala anjing dan dua kali memotong kepala ayam. Itupun karena diminta tolong oleh ibunya dan ketika ada acara angkatan di Giovanni. Tidak lebih!! Meski kelihatannya Andi berperawakan kecil, namun siapa sangka otaknya cukup cerdas. Ia terkenal sebagai filosof mazhab Armadian (penganut filosof Armada Riyanto) karena hanya dia saja yang bisa mengimbangai jalan pikir prof. Armada Riyanto. Beberapa kali celetukannya di kelas yang tampaknya ngawur, ternyata sesuai dengan jawaban Prof. Armada. Namun di sisi lain, bila melihat skripsinya, ia juga merupakan teolog handal di bidang perkawinan. Namun sehandal-handalnya dalam teologi hukum perkawinan, besok kalau jadi imam jangan mencoba mempraktekkan teori ratum et consummatum. Jhaha!! Dalam hal teologi perkawinan, Andi memang benar-benar luar biaasssaaa.....

  1. Werenvridus Sadan – keuskupan Pontianak
Sadan ini termasuk golongan tua dalam angkatan kami. Ia lahir pada tanggal 1 Agustus 1983 dan bertempat tinggal di Ds. Mentawai Tekam, Kec. Belitang Hilir, Sei Ayak, Kab. Sekadau, Paroki Santa Maria Diangkat ke Surga – Sei Ayak KALBAR. Bersama Andi, Sadan adalah tim duet Pontianak paling kompak sejagat raya (amin ya rohbal alamin). Sadan sendiri adalah olahragawan terkenal di angkatan kami. Mulai dari olahraga voli, sepak bola, sampai adu kelereng sangat dikuasainya. Konon di kampungnya, ia adalah atlet voli paling laris diundang di acara kawinan (hah, apa hubungannya?). Namun wajahnya yang terkesan sendu (maaf, sendu bukan berarti seneng duit) menyiratkan betapa berat tapa dan puasa yang dijalaninya. Maklum, ia dulu adalah mantan Passionis, yang namun akhirnya bertobat dan masuk menjadi calon imam diosesan untuk Pontianak. Memang benar kalau teman satu ini kuat tidak makan atau minum seharian, tetapi dia paling tidak kuat untuk tidak merokok seharian. Jadwalnya membeli rokok setiap hari itu sesudah makan malam komunitas. Dapat dipastikan sesudah makan malam, ia akan menyambar sepedanya untuk segera ke warung “Mama Panas” a.k.a. Hot Mom depan seminari dan membeli rokok. Dalam hal ini, saya adalah saksi hidup karena sudah hampir setiap malam saya berpapasan dengannya. Dia mengaku kalau kuat hidup tidak menikah, tetapi tidak kuat bila hidup tidak merokok. Alamaakkk, yang bener aja kau dan...
Ki-ka: Sadan, Andi

Jalan pagi angkatan @Matos
                       

Tidak ada komentar:

Posting Komentar