30 Agustus 2013

BLANK MOMENT: saya mengidolakan suami orang



Dalam suatu rekoleksi pelatihan kepemimpinan bagi misdinar yang salah satu sesinya dipimpin oleh psikolog handal dari Surabaya, para pendengar diberi pertanyaan mengenai siapa tokoh idola mereka. Tokoh idola ditanya dalam rangka sebagai role model karakter kepemimpinan.
                Saya pun kemudian juga ditanya oleh ibu psikolog handal itu di depan para pendengar. “Siapa idola frater?” Saya pun menjawab dengan penuh semangat, “Dian Sastro, bu!” Bu psikolog mengernyitkan dahi dan berkata, “Ah, kalau itu bukan tokoh idola. Tapi kasih tak sampai-nya frater.” Mereka semua menertawakan jawaban saya dan tanggapan bu psikolog handal tersebut. Saya cuma bisa tersipu.
                Setelah bu psikolog handal usai memberi materi, kemudian giliran saya. Saya membuka materi saya dengan permintaan maaf karena telah memberi teladan yang kurang pas mengenai pemilihan tokoh idola. Saya mau meralat mengenai tokoh idola saya. Saya katakan bahwa memang benar bahwa tokoh idola saya dulu (atau bolehlah bila dikatakan sebagai sosok kasih tak sampai saya) adalah Dian Sastro. Tetapi setelah Dian Sastro menikah, idola saya bukan lagi dia.
Setelah Dian Sastro menikah, saya tidak lagi mengidolakannya. Yang saya idolakan adalah...” Kalimat ini pun sengaja saya penggal dan kasih jeda untuk  memberi efek harap-harap cemas bagi para pendengar karena menunggu siapa nama idola saya yang baru. “Idola saya yang sekarang adalah SUAMINYA DIAN SASTRO! Dan atas jawaban saya ini, mereka semua sekali lagi menertawakan saya. Kali ini lebih keras dari sebelumnya.
Memang benar bahwa saya sekarang mengidolakan suami Dian Sastro. Jadi setelah Dian Sastro menikah, saya mengidolakan suaminya yang tidak pernah saya pedulikan namanya karena hanya membuat saya cemburu. Saya berharap bisa menggantikannya. Jhaha!! Titik. Sekian. *Efek cinta mati sama Dian Sastrowardoyo*

               

3 komentar:

  1. sumpah aku ngakak pol nang kantor maca tulisanmu iki.... Awffuuu

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yo wes ngene iki mas bro. Gaweane pengangguran yang dibiayai Gereja. Nulis2 sembarang, terus diposting sembarangan barang. Nuwun buat tanggapannya, cinttaaa... *kecup manja* Jhaha!!

      Hapus