20 Oktober 2013

BURUNG BERKICAU: CINTA YANG MENGUBAH DIRI




Aku sudah lama mudah naik darah. Aku serba kuatir, mudah tersinggung dan egois sekali. Setiap orang mengatakan bahwa aku harus berubah. Dan setiap orang terus menerus menekankan, betapa mudah aku menjadi marah. Aku sakit hati terhadap mereka, biarpun sebetulnya aku menyetujui nasehat mereka. Aku mmang ingin berubah, tetapi aku tidak berdaya untuk berubah, betapapun aku telah berusaha.
Aku merasa paling tersinggung ketika sahabat karibku juga mengatakan, bahwa aku mudah naik pitam. Ia juga terus menerus mendesak supaya aku berubah. Aku mengakui bahwa ia benar, meskipun aku tidak bisa membencinya. Aku merasa sama sekali tak berdaya dan terpasung. Namun pada suatu hari ia berkata kepadaku: ‘Jangan berubah! Tetaplah seperti itu saja. Sungguh tak jadi soal, apakah engkau berubah atau tidak. Aku mencintaimu sebagaimana kau ada. aku tidak bisa tidak mencintaimu.’
                Kata-kata itu berbunyi merdu dalam telingaku: ‘Jangan berubah. Jangan berubah. Jangan berubah. Jangan berubah ... Aku mencintaimu.’ Dan aku menjadi tenang. Aku mulai bergairah. Dan, oh, sungguh mengherankan, aku berubah!
Sekarang aku tahu, bahwa aku tidak dapat benar-benar berubah sebelum aku menemukan orang yang tetap mencintaiku, entah aku berubah atau tidak.
Engkau mencintaiku seperti itu, Tuhan?

            Kisah di atas ini adalah salah satu cerita dari buku Anthony de Mello SJ yang berjudul “Burung Berkicau”, terbitan Cipta Loka caraka tahun 1984. Judul cerita ini, “Jangan Berubah”.
Pesan utama dalam kisah ini sangat jelas, yakni bahwa hanya cinta sajalah yang dapat mengubah manusia menjadi lebih baik. Keluarga, sahabat, para pendidik, adalah orang-orang yang karena cintanya kepadaku, dapat mengubahku menjadi lebih baik dari hari ke hari. Tetapi di atas semua itu, hanya cinta Tuhan saja yang tidak hanya merubah hidupku menjadi lebih baik, tetapi juga merubah secara radikal seluruh struktur bangunan hati, perasaan, dan pikiranku. Ini dapat terjadi demikian, karena cinta-Nya itu luar biasa, terus memberi tanpa henti.
                Sebetulnya kisah di atas ini belum selesai. Karena setelah aku menyadari bahwa aku tidak dapat benar-benar berubah sebelum aku menemukan orang yang tetap mencintaiku, entah aku berubah atau tidak, aku dikejutkan sekali lagi karena secara tidak sadar sekarang aku secara perlahan berubah menjadi seperti-Nya! Cinta-Nya mendorong aku untuk menyerupai diri-Nya dalam hati, perasaan, dan pikiran. Aku menjadi semakin mirip dengan-Nya dan hidup lamaku yang sudah mengurat akar secara perlahan pun kutanggalkan.
                Namun temanku bertanya, “Setelah menjadi semakin menyerupai-Nya, apakah kamu sekarang terbebas dari segala kecenderungan bebas dari dosa?” Yah..., Aku tentu saja tidak. Aku tetap saja sering lalai berbuat hal baik dan masih sering khilaf berbuat dosa. Tetapi sekarang paradigmaku berbeda. Karena sekarang aku punya tujuan hidup masa depan berkaitan dengan gambaran diriku, yakni untuk menjadi semakin serupa dengan Yesus Kristus.
Sekarang, saat aku terjerembab jatuh dalam dosa, aku tidak lagi putus asa. Aku akan segera bangkit dan kembali menapaki hidup dengan semangat. Aku tahu bahwa dalam Tuhan ada pengampunan, harapan, dan kesempatan untuk menjadi lebih baik dari hari ke hari, menjadi semakin menyerupai-Nya dari masa ke masa. Selalu ada hari baru bagi murid Kristus untuk berubah. Selalu ada harapan bagi murid Kristus untuk menjadi lebih baik.
Hanya cinta Tuhan yang dapat merubah diri manusia dan Ia merubah diri setiap manusia yang mau menerima cinta-Nya. Santo Paulus adalah salah satu contoh nyata dimana cinta itu telah merubah dirinya. Semoga kita pun mampu berubah menjadi semakin menyerupai Kristus dari hari ke hari, waktu ke waktu, masa ke masa. Sequela Christi et imitatio (mengikuti Kristus dan menyerupai-Nya).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar