13 Mei 2014

SEMAKIN DINGIN, SEMAKIN MESIN




Aku takut menjadi dingin.
                Saat senyum menyapa hangat tapi hati tidak peka.
                Saat suara bertegur sapa tapi jiwa tidak berada di sana.
                Saat mata menatap mesra tapi tak ada kobar api menyala.
                Ketika tangan berjabat erat tapi hanya daging yang terasa.

Aku takut menjadi mesin.
                Saat teman datang dan aku mengusirnya pergi.
                Saat teman menangis dan aku membentaknya diam.
                Saat teman mengeluh dan aku membangkitkan amarah.
                Saat teman berkesusahan dan aku mengabaikan dirinya.
                Saat teman berkekurangan dan aku membuang kelebihan.
                Saat teman berputus asa dan aku tidak mampu menyadarinya.


Aku takut kehilangan cinta. Aku takut kehilangan gairah. Aku takut kehilangan daya. Aku takut kehilangan diri-Nya. Aku sungguh-sungguh takut. Sungguh-sungguh takut.
Takut ini hingga sampai ke sum-sum tulang. Takut ini hingga sampai ke dalam jiwa. Takut ini berdiang di kedalaman dan merobek serta meluluhlantakkan bangunan batinku.
Apa daya sekarang diriku menjadi semakin dingin, semakin mesin. Semakin lama, semakin terasa nyata. Bangunan diri menjadi seperti sebuah tembok puri. Dengan kawat baja beraliran listrik tinggi. Dengan parit berisi sejumlah buaya. Dengan sepasukan kavaleri bersenjatakan tombak trisula. Belum lagi satu batalyon pasukan berkuda dengan pedang dan panah bernyala.
Itu semua demi melindungi sesuatu di dalam benteng diri ini. Yang sesungguhnya aku tidak pernah kenal dan tahu apa itu. Karena aku selalu melihat waspada ke luar, tapi tak pernah berani melihat ke dalam. Seolah-olah ada musuh besar di luar sana, tanpa pernah berani mengintip ke dalam karena siapa tahu ia sudah ada di sana sekian lama dan menguasai bangunanku. Aku takut dan aku tidak tahu. Namun dalam ketidaktahuanku itu, hanya satu yang kutahu pasti, bahwa aku semakin dingin, semakin mesin.
Aku sudah semakin dingin seperti mayat berjalan dan semakin mekanis dengan mesin beroperasi otomatis. Dan memang inilah yang merobek-robek hatiku saat ini, yakni ketika aku tahu bahwa aku semakin dingin, semakin mesin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar