|
Teks Misa Tahbisan |
Syukur kepada Allah!
Akhirnya pecah
telornnyyyaaaa.... Masa yang pecah telor dari angkatan Juntos Pandemos ini cuma
si Niko, Rafael, Muliaki, Kiki, Paska, dan Sadan? Mereka ini “pecah telor” sungguh
karena bisa naik ke pelaminan untuk mempersunting wanita pujaan mereka
masing-masing. Tapi yang saya maksud pecah telor ini adalah buat teman-teman
yang baru saja tahbisan, yakni Zakeus Daeng Lio dan Hilario Didakus Nenga
Nampar. Maka dengan ini, yang sudah menjadi imam di angkatan Juntos Pandemos
ini ada 3 batang, yakni saya sendiri, dan kedua teman kita ini, Daeng dan Rio. Benar
kata Yesus, bahwa batang yang terkulai tak akan dipatahkannya. Dijadikannya imam,
sodara. Yassalam..., dalam konteks ini, entah saya harus bahagia atau terharu
mendengar kutipan Injil tersebut.
Saya sendiri berusaha
meluangkan waktu dan duit untuk ikut tahbisan kedua teman kita ini. waktu bisa
diatur dan duit bisa ditabung. Pokok saya punya niat untuk berjumpa dengan
teman-teman Juntos Pandemos ini sesudah perpisahan kita yang mengharu biru di
tahun 2012. Pertanyaan orang yang berpisah adalah, adakah kita akan bertemu
lagi di suatu waktu? Dalam rangka itulah, saya bersikeras untuk menghadiri
tahbisan ini, yakni demi bertemu teman-teman Samarinda, dari Abah Daeng, Rio
Edan, Reman Kupil, dan Heri Hibau.
Saya begitu bersemangat
sekaligus khawatir dengan kepergian saya ini. saya bersemangat karena ini
adalah kesempatan saya menjejakkan kaki pertama kali di Kalimantan. Namun juga
menjadi khawatir karena saya akan menjadi tamu di negeri asing. Apakah selama 3 hari malam besok, saya ini diurus dengan baik oleh
panitia tahbisan atau malah terlantar di kota Balikpapan?
|
Jembatan Penyebrangan di depan Hotel Pacific Balikpapan |
|
Inilah Pasar Kebun Sayur itu! |
|
Tampak depan. |
Ternyata dugaan
saya meleset! Sesudah saya dan RD Endro turun di Bandara Internasional
Sepinggan Balikpapan, kami langsung dijemput oleh mobil panitia dan diantar ke
Hotel Pacific Balikpapan. Wow, kami diinapkan di hotel, bro. Ternyata servis
dari panitia tidak hanya sampai di situ. Kami malamnya diantar jemput ke Gereja
St Theresia Prapatan untuk menyaksikan gladi resik. Besoknya sebelum tahbisan,
kami masih dibawa ke Pasar Kebun Sayur yang ternyata sama sekali tidak jual sayur.
Mengapa? Pasar Kebun Sayur adalah pasar sentra jual beli batu akik. Ya
ampunn..., namanya benar-benar sukses menipu. Bahkan di hari terakhir sebelum
pulang ke Jawa, kami masih dijamu oleh panitia tahbisan. Pendek kata, tidak
mengecewakan datang ke Balikpapan untuk memenuhi undangan tahbisan Daeng dan
Rio.
Tapi momen yang
paling menyenangkan adalah ketika saya bertemu 4 sekawan projo Samarinda ini
dengan lengkap, khususnya si Reman dan Heri.
|
Bersama RD Endro Aremania |
|
Reman yang tambah kurus, atau badanku yang tambah besar? Ah, sudahlah... |
Oh iya, Daeng nggak
banyak berubah Tambah makmur tapi masih oke lah badannya. Keganasannya terhadap
lawan jenis sudah banyak berkurang. Mungkin karena ia sudah tidak duet lagi
dengan si kribo Gusty, maka Daeng menjadi lebih jinak. Catatan penting, bahwa passion
Daeng di bidang hubungan antar agama semakin matang. Bahkan sebagai
kenang-kenangan tahbisannya, dia menerbitkan buku kecil yang berisi
artikel-artikelnya tentang kebangsaan dan dialog lintas agama. Hebaat....
*tepuktangan*
Rio Aremania semakin
melar badannya. Ia sudah lupa pada jati dirinya sebagai pemain bola. Baris
pertahanan belakang sudah tidak cocok lagi bagi dirinya. Mungkin profesi anak
gawang lebih cocok. Rio ini diproyeksikan menjadi dosen, begitu juga dengan
Daeng. Hebatlah teman-teman Samarinda ini. Nggak percuma dulu belajar
mati-matian di STFT Widya Sasana Malang kalau sekarang kemudian menjadi harapan
Keuskupan Agung Samarinda untuk menjadi pengajar.
Reman tambah kurus. Ia sepertinya menderita di
seminari menengah, meski dihadapan saya dia bilang diet ketat. Sedang Heri Hibau,
ya gitu lah. Masih tetap seperti sedia kala. Masak ketemu saya kayak baru
ketemu seminggu lalu. Ga ada kangen-kangennya gitu.
Ya ampuunnn...., terlalu kau her. Mereka berdua masih diakon. Februari
2016 mereka akan menerima tahbisan imamat. Di bulan yang sama, Simon Ludianto, kembar dempetnya Nikolous Sujud, dari Palangkaraya juga akan menerima tahbisan. Doakan mereka, teman-teman, supaya semakin mantap menyambut tahbisan imamat tersebut. Semoga saya juga bisa datang di tahbisan mereka. Amin.
|
Litani Para Kudus |
|
|
Doa di hadapan Maria, Ibu para Imam |
|
|
Gladi resik. Senyum Daeng saja sudah bijaksana. |
|
|
Gladi resik. Rio sudah bisa banyak senyum , nggak manyun terus. |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar